0
Leukemia merupakan sebuah penyakit yang termasuk dalam klasifikasi kanker, dimana penderita leukemia biasanya memiliki jumlah sel darah putih yang lebih banyak ketimbang sel darah merahnya. Penyakit Leukemia sangat mematikan karena pada umumnya penderita leukemia memiliki harapan hidup yang sangat kecil. Leukemia tidak hanya terjadi pada orang dewasa, leukemia juga dapat terjadi pada anak-anak. Sekitar 20-30 tahun yang lalu, seorang anak yang sudah didiagnosa mengalami penyakit leukemia pasti meninggal. Namun, kini 70% dari penderita leukemia dapat disembuhkan. Insiden kanker darah ini sendiri di Ameriks terjadi sebangan 6500 kasus baru per tahunnya. Sementara di Indonesia, insiden leukemia ini meningkat dari tahun 1999 yang sebanyak 35,80% menjadi 46,15% pada tahun 2002.

Leukemia memiliki beberapa jenis yang berbeda-beda penggolongannya, didasarkan pada kecepatan dan jenis sel darah putih yang terlibat yaitu Leukemia Akut dan Leukemia Kronis.

Leukemia Akut
Leukemia adalah keganasan organ pembuat darah, sehingga sumsum tulang didominasi oleh limfoblas yang abnormal. Leukemia limpoblastik akut adalah keganasan yang sering ditemukan pada masa anak-anak, dan terbanyak pada anak usia 3-5 tahun Dan jenisnya ada 2 yaitu:

1.  Acute Lymploblastic Leukemia (ALL)
Suatu bentuk leukemia dan cepat prosesnya, ia melibatkan jenis sel darah putih limfosit. Penderita ALL akan merasakan sakit dalam waktu yang cepat. ALL ini banyak terjadi pada anak-anak. Meskipun begitu orang dewasa juga bisa terkena ALL. Dan pada ALL ini juga terbagi menjadi beberapa tipe yaitu, L1, L2 dan L3

2. Acute Myelogenous Leukemia (AML)
Suatu bentuk leukemia dan cepat prosesnya, ia melibatkan jenis sel darah putih myelosit. Penderita AML akan merasakan sakit dalam waktu yang cepat. AML ini diderita anak dan dewasa.

Leukemia Kronis
Leukemia kronis, yaitu sel kanker yang munculnya lama. Terkadang, penderita leukemia kronis tidak merasakan gejala apa-apa. Kondisi penderita memburuk dalam waktu yang lama. Pada awal penyakit, sel-sel darah yang abnormal masih dapat mengerjakan pekerjaan mereka, dan orang-orang dengan leukemia kronis mungkin tidak mempunyai gejala-gejala apa saja. Secara perlahan, leukemia kronis memburuk. Ia menyebabkan gejala-gejala ketika jumlah sel-sel leukemia di dalam darah meningkat. Dan jenisnya ada dua, yaitu:

1. Cronic Lymploblastic Leukemia (CLL)
Suatu bentuk leukemia dan lambat prosesnya, ia melibatkan jenis sel darah putih limfosit. Penderita bahkan jarang tidak merasakan gejala dari penyakit CLL ini. CLL banyak terjadi pada orang dewasa di atas 55 tahun.

2. Cronic Myelogenous Leukemia (CML)
Suatu bentuk leukemia dan lambat prosesnya, ia melibatkan sel darah putih myelosit. Penderita
bahkan juga tidak merasakan gejala dari penyakit ini. CML diderita orang dewasa.Untuk itu perlu diketahui sejak dini faktor penyebab dan bagaimana ciri-ciri leukemia terutama pada anak-anak.

Penyebab Leukimia
Pada dasarnya penyebab leukemia seperti kanker lainnya yaitu tidak jelas, yang ada hanya beberapa faktor pemicu terjadinya penyakit ini. Leukemia bukan penyakit turunan, akan tetapi merupakan penyakit kelainan genetik di dalam tubuh. Faktor risiko terjadi leukemia adalah faktor kelainan kromosom zat kimia, radiasi faktor hormonal, infeks virus.
  1. Radiasi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang manangani kasus Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia.
  2. Leukemogenik. Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan benzena, bahan kimia industri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
  3. Herediter. Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar daripada orang normal.
  4. Virus. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia
Gejala leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
  1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernapas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oksigen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernapas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh).
  2. Pendarahan. Ketika Pletelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, amak penderita akan mengalami pendarahan di jaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil di jaringan kulit).
  3. Terserang infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan infeksi. Pada penderita leukemia, sel darah putih yang terbentuk tidak normal ( abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena virus/bakteri.
  4. Nyeri tulang dan persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang ( bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
  5. Nyeri perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat berkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbullah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
  6. Pembengkakan Kelenjar lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu di bawah lenagan, leher, dada dan lainnya. Kelnajr lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul di sini dan menyebabkan pembengkakan.
  7. Kesulitan Bernapas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernapas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Diagnosa Penyakit Leukemia
Penyakit leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ; Biopsy, pemeriksaan darah (complete blood count (cbc)), CT or CAT scan, magnetik resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture.

Penanganan dan Pengobatan Leukemia

Penanganan kasus penyakit leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia, pendarahan dan infeksi. Secara garis besar penanganan dan pengobatan leukemia bisa dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa metode di bawah ini:
  1. Chemotheraphy/intrathecal medications dengan terapi Sitostatika
  2. Theraphy radiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan.
  3. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang).
  4. Pemberian obat-obatan dan suntik.
  5. Transfusi sel darah merah atau platelet

Sistem Therapi yang sering digunakan dalam menangani penderita leukemia adalah kombinasi antara Chemotheraphy (kemoterapi) dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensive.

Proses pengobatan selama 26 bulan dan terdiri dari beberapa fase:
  1. Fase Induksi (6 minggu):
    Tujuan utama dalam fase ini adalah untuk membunuh sel-sel kanker dengan 2 cara yaitu 95 % obat dimasukkan melalui intravena dan 5% melalui oral. Gunanya untuk mencapai remisi sembuh sementara, sel kanker sudah terbunuh sebanyak 95% lebih
  2. Fase Konsolidasi ( 4 minggu)
    Tujuan utama dalam fase ini:
    • Menjaga hasil yang sudah dicapai pada fase induksi
    • Mencegah penyebaran sel leukemia ke tempat lain misalnya di otak, ginjal dan tulang
    • Menyempurnakan pembunuhan sel kanker sebelumnya.
  3. Fase Maintenance
    Dalam fase ini lebih pada menjaga hasil-hasil yang sudah dicapai pada fase induksi maupun pada fase konsolidasi. Menyempurnakan pembunuhan sel-sel kanker.

Posting Komentar

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.